....Selamat untuk anakku Alifia Qurata Ayun wisuda Sarjana Farmasi.....

Selasa, 26 April 2011

Mengapa Rasa Manis Gula Tebu Membuat Anda Kecanduan?

Mengapa Rasa Manis Gula Tebu Membuat Anda Kecanduan?

gula_pasir_620_4

Gigi dan rasa manis selama ini selalu dihadap-hadapkan sebagai dua kata yang “bermusuhan”. Padahal rasa manis merupakan “kebutuhan” harian terutama anak-anak, namun tak terkecuali dewasa. Sedangkan gosok gigi adalah aktivitas yang sering menjadi rutinitas yang perlu diperjuangkan pada anak-anak.

Kita membutuhkan makan makanan yang tinggi nilai nutrisinya untuk kebutuhan energi untuk melewati tantangan fisik setiap hari. Rasa manis yang dimakan terutama dari buah-buahan yang mengandung nutrisi bermanfaat, enzim dan banyak phytochemical untuk membuat kita menjadi sehat dan kuat. Maka pada saat itu, lingkungan manis pada gigi bukanlah hal yang buruk, jadi biarkan anak-anak atau anda sendiri mengkonsumsinya.

Tetapi sekarang, keinginan menikmati rasa manis tidak selalu dijawab dengan sepotong buah yang bergizi. Kebiasaan sudah bergeser, sesnsai rasa manis sekarang dipenuhi dengan ramuan yang diproses berupa makanan, es krim, atau makanan dan minuman penutup lainnya yang tidak lagi mendukung kesehatan dan menjadi badan lebih kuat. Namun demikian, rasa manis gula tebu tetap menjadi daya tarik sebagian besar orang untuk tujuan memenuhi kebutuhan “rasa” manis di lidah tersebut.

Tetapi bagi banyak orang, gula telah hampir sepenuhnya diganti dengan makanan padat gizi “olahan” yang menimbulkan masalah obesitas dan masalah kesehatan. Rasa manis gula tebu memang seharusnya telah diganti dengan gula yang aman dikonsumsi dan tidak menyebabkan kegemukan dan masalah kesehatan lainnya, yaitu gula jawa atau gula kelapa atau gula merah kelapa.

Sensasi manis alami
Intinya adalah bahwa kita telah didesain untuk memiliki gigi manis, atau gigi dengan lingkungan yang manis. Alam telah menyediakan sarana untuk memuaskan nafsu kita melalui kelimpahan buah-buahan. Buah menyediakan nutrisi yang diperlukan untuk energi tubuh dan untuk tetap sehat dan baik. Buah adalah makanan utuh, dan dengan demikian memiliki integritas lengkap.

Orang-orang yang ketagihan dengan rasa manis terutama sensasi rasa manis gula olahan bisa menghentikan kebiasaan tersebut dengan menggantikan buah dan sayuran. Selain itu, gula kelapa menjadi alternatif lain terbaik untuk menggantikan gula tebu, gula jagung dan gula-gula lainnya.

Ketika Anda membuat keputusan untuk menyerah pada gula tebu misalnya (yang hanya mengandung glukosa dan memberikan sensasi rasa manis saja), Anda sebenarnya telah membayar untuk membuat Anda menghabiskan uang Anda dan memperoleh risiko bahaya kesehatan bagi Anda. Melepaskan diri dari situasi seperti ini adalah aktivitas yang membutuhkan perjuangan tersendiri karena ini sudah menjadi habit anda, karena efek kecanduan tidak disadari telah menggerogoti sisi sensasi di lidah anda.

Sumber : http://gulapasirmerah.com/mengapa-rasa-manis-gula-tebu-membuat-anda-kecanduan.html

Kenapa Gula Kelapa Lebih Sehat Dari Gula Aren?

Kenapa Gula Kelapa Lebih Sehat Dari Gula Aren?

gula_500_4

Apabila anda mencari informasi terkait nilai glikemik indek gula kelapa, atau gula merah atau gula jawa cukup mudah karena tersedia di banyak media, blog atau hasil penelitian yang diposting di internet misalnya disini. Gula kelapa memiliki indeks glikemik 35.

Sedangkan kalau anda mencari indeks glikemik gula aren, mungkin akan mengalami sedikit kesulitan, kecuali anda langsung ke sini, yang merupakan hasil penelusuran dari beberapa media dan buku. Disebutkan bahwa nilai indeks glikemik indeks gula aren adalah 70 (kategori “merah” aliasn tinggi).

Apakah berbeda gula kelapa dengan gula aren?
Gula kelapa sangat berbeda dengan gula aren. Material bahan dasar pembuatannya saja sudah berbeda. Gula kelapa dibuat dari nira pohon kelapa, sedangkan gula aren dibuat dari nira pohon aren (pohon kolang-kaling).

Hal ini berpengaruh pada komposisi masing-masing gula dimaksud. Komposisi gula kelapa dapat dipelajari disini, sedangkan komposisi gula aren dapat dicari disini.

Indeks Glikemik
Perbedaan komposisi gula kelapa dan gula aren jelas akan membuat perbedaan indeks glikemik-nya karena indeks glikemik diukur berdasarkan komposisi produk dimaksud, diantaranya kandungan gula-nya. Menurut Sarwono W (2002), cara pengolahan (tingkat gelatinisasi pati dan ukuran partikel), perbandingan amilosa dan amilopektin dankandungan gizi pangan sangat berpengaruh pada indeks glikemik produk dimaksud.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa antar pohon kelapa saja dapat menghasilkan gula yang indeks glikemiknya berbeda, apalagi kalau dibandingkan dengan gula aren yang jenis pohonnya saja berbeda. Kalau anda mencari informasi melalui google mengenai glikemik indek anda akan menemukan beberapa informasi yang menyatakan bahwa indeks glikemik gula aren adalah 35. Padahal informasi tersebut diambil dari indeks glikemik gula kelapa. Saya khawatir mereka salah mensitir informasi karena kesulitan mendapatkan informasi mengenai indeks glikemik gula aren, akhirnya menyamakan dengan indeks glikemik gula kelapa.

Apabila hal tersebut yang dilakukan, jelas sangat menyesatkan bagi para pelaku diet yang memburu gula dengan indeks glikemik rendah seperti gula kelapa, karena faktanya gula aren mempunyai indkes glikemik yang sangat tinggi, yaitu 70.

Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai glikemik indek antara gula kelapa dan gula ren di atas, kami simpulkan bahwa gula kelapa lebih sehat dibandingkan gula aren karena gula kelapa memiliki indeks glikemik yang jauh lebih rendah dari gula aren. Indeks glikemik gula kelapa adalah 35, sedangkan indeks glikemik gula aren adalah 70.

Sumber : http://gulapasirmerah.com/kenapa-gula-kelapa-lebih-sehat-dari-gula-aren.html


Pengertian Indeks Glikemik dan Muatan Glikemik (Glychemic Load)

Pengertian Indeks Glikemik dan Muatan Glikemik (Glychemic Load)

GI_500

Indeks glikemik (glycemic index/GI)
Adalah besaran angka yang digunakan untuk mengukur kecepatan makanan diserap tubuh menjadi gula darah. Semakin tinggi indeks glikemik, semakin cepat dampaknya terhadap kenaikan gula darah. Cara menentukan indeks glikemik suatu makanan adalah dengan cara memberi subyek (manusia) diberi porsi makanan tunggal, kemudian gula darah mereka diukur setelah waktu tertentu. Itulah nilai klikemik indek makanan dimaksud.

Muatan glikemik (glycemic load)
Adalah ukuran potensial sebuah makanan pengaruhnya terhadap gula darah ketika dikonsumsi. Sebuah makanan mungkin memiliki indeks glikemik tinggi tetapi jika kandungan karbohidrat per rata-rata penyajian tidak berlebihan, maka tidak akan berdampak signifikan pada gula darah. Dalam hal ini maka muatan glikemik makanan tersebut adalah rendah.

Perhitungan muatan glikemik dilakukan dengan cara melakukan perkalian atas indeks glikemik suatu makan dengan jumlah karbohidrat non-serat dalam satu porsi, hasil perhitungannya bagi dengan 100.

Kriteria muatan glikemik
1. Tinggi : 20 ke atas
2. Medium : 10-19
3. Rendah : kurang dari 10

Kriteria glikemik indeks
1. Rendah : kurang dari 56
2. Medium : antara 56 s.d. 69
3. Tinggi : diatas angka 69.

Contoh indeks glikemik beberapa bahan makanan misalnya cola 90, apel 54, gula kelapa 35.

Pilihlah bahan makanan yang memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga aman dikonsumsi harian dalam jumlah yang cukup. Namun demikian, apabila anda baru saja olah raga atau buka puasa dan membutuhkan glukosa dalam jumlah cukup, maka bahan makanan dengan indeks glikemik medium dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gula tubuh anda.

Sumber : http://gulapasirmerah.com/pengertian-indeks-glikemik-dan-muatan-glikemik-glychemic-load.html

Gula Kalapa Secara Alami Memang Sehat, Apalagi Dibudidayakan Secara Organik!

Gula Kalapa Secara Alami Memang Sehat, Apalagi Dibudidayakan Secara Organik!

gula_pasir_daun

Gula jawa sudah secara turun temurun digunakan sebagai pemanis sehat sejak jaman nenek moyang kita. Tak heran mereka lebih sehat dan panjang umur dibandingkan kebanyakan orang saat ini yang beralih ke gula “tidak sehat”. Pertanyaannya, kenapa gula gula jawa masuk kategori sehat?

Komposisi Gula
Berbeda dengan gula tebu yang hanya mengandung sederhana, gula jawa mengandung gula sederhana dan gula komplek. Komposisi gula komplek pada gula jawa mencapai sekitar 85% dan gula sederhana sekitar 5% (glukosa dan fruktosa, atau gula invert).

Ini berarti hanya 5% saja gula yang akan langsung terserat tubuh dan menjadi gula darah. Sisanya, gula komplek akan terurai menjadi gula sederhana dahulu untuk kemudian dapat diserap tubuh. Hal inilah salah satu alasan yang membuat gula jawa masuk kategori sehat.

Indeks Glikemik
Komposisi kimia yang seperti penjelasan diatas membuat indeks glikemik gula jawa sangat rendah, yaitu nilainya 35. Nilai ini berbeda dengan nilai indeks glikemik gula aren yang nilainya setara dengan indeks glikemik gula tebu.

Indeks glikemik adalah skala angka untuk memprediksi kemungkinan zat makanan tersebut dapat mendongkrak gula darah. Semakin rendah nilainya, maka zat makanan tersbeut dikatgorisasikan sebagai makanan aman dikonsumsi harian.

Predikat Organik
Budidaya pertanian organik telah “membersihkan” beberapa “kontaminan-kontaminan” yang adalah baik dalam tanaman itu sendiri juga dalam produk yang dihasilkan. Kontaminan dimaksud antara lain adalah hormon buatan, zat pengatur tumbuh buatan, pupuk kimiawi, pestisida dan senyawa-senyawa anorganik lainnya. Juga perlakuan rekayasa genetik diduga memberi kontribusi “kontaminan” tersebut.

Gula pasir merah organik merk Javasugar 100% terbuat dari nira kelapa hasil budidaya pertanian organik, sehingga produk ini menjadi pemanis paling aman saat ini. Gula jawa (gula yang benar-benar dari pulau Jawa) saat ini menjadi gula paling favorit di Amerika dan Eropa (ekspor dari Indonesia). Apakah anda masih mau mencari-cari pemanis lain yang mereka saja sudah tinggalkan?

Sumber : http://gulapasirmerah.com/gula-kalapa-secara-alami-memang-sehat-apalagi-dibudidayakan-secara-organik.html

Inilah Perbedaan Utama Gula Kelapa (Gula Merah) dan Gula Aren

Inilah Perbedaan Utama Gula Kelapa (Gula Merah) dan Gula Aren

GI_500_3

Kita tahu bahwa gula aren berbeda dengan gula kelapa (sering disebut gula jawa atau gula merah) dalam hal :

1. Sumber niranya.
Gula kelapa dibuat dari nira pohon kelapa, sedangkan gula aren dibuat dari nira pohon aren.

2. Komposisi kimianya.
Komposisi gula sederhana dan gula komplek antara gula aren dan gula kelapa sangat berbeda. Juga kandungan zat gizi dan non gizinya sangat berbeda.

3. Sifat fisiknya.

Salah satu sifat fisik yang mencolok perbedaannya adaah warnanya. Gula aren lebih gelap dibandingkan gula kelapa. Apalagi gula aren yang berasal dari Banten, relatif lebih gelap dibandingkan gula kelapa. Hal ini terkait dengan proses pemanenan nira aren dan pengoahannya.

4. Sifat organoleptiknya.

Satu-satunya keunggulan dari gula aren jika dibandingkan dengan gula kelapa adalah aromanya. Aroma gula aren sangat khas keharumannya sehingga digunakan dalam pembuatan beberapa minuman khas daerah seperti bandrek dll. Juga digunakan sebagai
pemanis dalam pembuatan kopi. Namun dari sisi kesehatan, jauh lebih baik gula kelapa.

5. Glikemik indeks nya.
Glikemik indeks gula aren nilainya 70. Angka ini adalah 2x lebih besar dibandingkan nilai glikemik indeks gula kelapa yang niainya 35.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa glikemik indeks gula aren nialinya 35, tetapi setelah kami telusuri ternyata mereka salah mengutip dari gula kelapa. Hal ini dapat membahayakan kesehatan bagi pelaku diet, apalagi bagi penderita diabetes.

Sumber : http://gulapasirmerah.com/inilah-perbedaan-utama-gula-kelapa-gula-merah-dan-gula-aren.html).

Jumat, 04 Februari 2011

Perbanyakan Kelapa Kopyor Secara Alami

Perbanyakan Kelapa Kopyor Secara Alami

Ismail Maskromo dan Hengky Novarianto
BALAI PENELITIAN TANAMAN KELAPA DAN PALMA LAIN

Sumber: http://balitka.litbang.deptan.go.id/

Kelapa kopyor seperti halnya kelapa makapuno di filipina adalah mutan kelapa yang ditemukan di antara populasi kelapa normal. Dari hasil penelitian biokimia, dilaporkan terjadi defisiensi enzim α-D Galaktosidase pada endosperm buah makapuno, sehingga pembentukan endosperm tidak normal dan tidak mampu mendukung perkecambahan embrio (Mujer et al., 1984). Gen letal pada buah kelapa kopyor menyebabkan daging buah mudah terlepas dari tempurung dan hubungan jaringan endosperm dengan embrio putus, sehingga buah kelapa ini tidak mampu berkecambah (Santos, 1999). Sebagai hasil mutasi alami, jumlah tanaman kelapa berbuah kopyor sangat sedikit dibandingkan dengan tanaman kelapa berbuah normal. Menurut Falconer (1985), peluang terjadinya mutasi alamiah secara umum sangat rendah yaitu sebesar 10-5 sampai 10-6 per generasi. Hal ini berarti bahwa hanya 1 (satu) di antara 100.000 sampai 1.000.000 peluang terjadinya mutasi alami di alam. Selain itu, organisme hasil mutasi cenderung letal, sehingga perkembangbiakannya terhambat dan akhirnya punah.

Berdasarkan hal tersebut, kelapa mutan ini semestinya tidak berkembang, tetapi ternyata kelapa ini cukup banyak ditemukan di beberapa sentra produksi kelapa di Indonesia. Satu populasi kelapa berbuah kopyor dilaporkan di Kecamatan Kalianda Lampung Selatan (Mahmud, 2000). Hasil eksplorasi Akuba et al. (2002) di Jawa Timur diperoleh sejumlah populasi kelapa berbuah kopyor di Kabupaten Sumenep. Kelapa jenis ini juga ditemukan di beberapa daerah seperti di Tanggerang (Asmah, 1999), Pati, Jawa Tengah (Purwanto, 2003), dan di Ciomas Bogor (Maskromo, 2005) . Tanaman kelapa kopyor yang ditemukan di berbagai daerah tersebut umumnya tipe Dalam, kecuali di Kabupaten Pati, Jawa Tengah adalah tipe Genjah. Perbedaan utama kedua tipe kelapa ini yaitu, kelapa tipe Dalam umunya menyerbuk silang, sedangkan kelapa tipe Genjah umumnya menyerbuk sendiri.

Tanaman kelapa kopyor yang dikembangkan petani saat ini berasal dari perbanyakan buah kelapa normal yang memiliki gen kopyor dari tanaman penghasil buah kopyor tersebut. Cara perbanyakan dengan menggunakan buah normal tersebut dinamakan perbanyakan kelapa kopyor secara alami (Maskromo dan Novarianto, 2007). Selain itu, dari buah kopyor yang daging buahnya tidak normal, embrionya normal dan dapat ditumbuhkan pada media tumbuh buatan dalam lingkungan aseptik. Cara perbanyakannya dinamakan perbanyakan dengan teknik in vitro (Mashud et al., 2004).

a. Dasar genetik perbanyakan kelapa kopyor secara alami

Secara morfologi, fenotipe pohon kelapa berbuah kopyor sulit dibedakan dari kelapa normal di sekitarnya. Berdasarkan pengamatan morfologi belum ditemukan penciri lain yang spesifik, selain karakter endosperm yang berbeda dengan kelapa normal (Gambar 1). Kepastian tanaman kelapa berbuah kopyor diketahui setelah buahnya dipanen.

Gambar 1. Perbandingan daging buah kelapa normal (A) dengan buah kelapa kopyor (B)

Pohon kelapa berbuah kopyor yang terdapat di lapang atau yang sekarang dikembangkan petani diduga memiliki genotipe heterozigot atau secara genetis dilambangkan dengan Kk. Buah kelapa normal dari pohon tersebut, jika ditanam berpeluang tumbuh menjadi tanaman kelapa kopyor, dengan persentasi menghasilkan buah kopyor sekitar 1 – 10%, tergantung pada genotipe tepung sari yang menyerbuki bunga betina. Berdasarkan hukum Mendel pertama, peluang untuk menyatunya sel telur k dengan sel sperma k dari tepung sari akan membentuk gen homozigot resesif (kk) dan bergenotipe kopyor, dapat mencapai 25% dari total buah. Tetapi karena sifat kelapa Dalam yang 95% menyerbuk silang, dan kelapa kopyor alami tersebar secara individual, mengakibatkan peluang menyatunya sel telur k dan sel sperma k ini sangat kecil. Buah yang kopyor memiliki gen homozigot resesif (kk) sehingga tidak mampu tumbuh menjadi tanaman baru (Toruan dan Ginting 1998).

Pola pewarisan sifat kopyor ditentukan oleh peluang terjadinya pertemuan gen kopyor dalam proses penyerbukan dan pembuahan (Tabel 1). Penyerbukan adalah proses jatuhnya atau menempelnya serbuk sari dari bunga jantan pada putik (pistil) bunga betina tanaman, sedangkan pembuahan adalah proses penyatuan sperma dari serbuk sari dengan sel telur dan inti polar pada putik bunga. Pada tanaman kelapa kopyor alami, proses pembuahan terjadi antara dua inti sperma yang membawa gen kopyor (k) dan gen normal (K) haploid, dengan dua sel telur yang juga membawa gen kopyor (k) dan gen normal (K) haploid, serta dua inti polar yang membawa gen kopyor kk dan gen normal KK (diploid). Masing-masing inti sperma mempunyai tugas berbeda dalam pembuahan. Salah satu inti sperma akan menyatu dengan sel telur untuk membentuk embrio, sedangkan inti sperma lainnya akan menyatu dengan inti polar untuk membentuk endosperm. Dengan pola seperti di atas, pada tandan buah pohon kelapa kopyor akan terdapat tiga tipe buah berdasarkan genotipenya. Tipe pertama, yaitu buah bergenotipe KK yang embrionya tidak memiliki sifat kopyor dan endospermnya normal dengan genotipe KKK. Tipe kedua, yaitu bergenotipe Kk yang embrionya memiliki sifat kopyor heterozigot, tapi endospermnya normal dengan genotipe kKK atau Kkk. Tipe ketiga embrio bergenotipe kk dengan endosperm tidak normal atau kopyor dengan genotipe kkk. Embrio kelapa pada ketiga tipe tersebut normal dan memiliki kemampuan tumbuh seperti pada buah kelapa normal, namun pada tipe ketiga karena endospermnya tidak normal (kopyor) maka embrionya harus diselamatkan melalui kultur embrio (teknik in vitro).

Dalam satu tandan, buah kopyor bergenotip kk dengan endosperm bergenotipe kkk mudah dibedakan dari buah normal, karena daging buah yang tidak normal dapat diketahui dengan mengetuk (menotok) atau mengguncang buahnya. Pada saat diguncang buah kopyor akan berbunyi seperti kaleng berisi pasir yang diguncang (bunyi gemericik). Daging buah telah hancur dan kadang-kadang embrionya juga telah terlepas dari tempatnya (germpore). Namun demikian, untuk buah dengan embrio bergenotipe KK dan Kk, dengan endosperm normal tidak dapat dibedakan, sehingga untuk perbanyakan semua buah dipilih berdasarkan keriteria benih secara umum, kemudian dideder dan ditanam sampai berbuah dan diketahui kemampuannya menghasilkan buah kopyor. Saat ini, belum ada kriteria seleksi benih, kecambah maupun bibit untuk membedakan kedua benih dengan tipe genotipe berbeda tersebut. Diperlukan penelitian yang panjang untuk mencari ciri pembeda menggunakan penanda DNA yang terpaut dengan sifat morfologi yang dapat dijadikan dasar seleksi.

b. Seleksi Pohon Induk

Adanya keunikan yang dimiliki kelapa kopyor menyebabkan perbedaan pola perbanyakannya dengan kelapa normal. Kondisi daging buah kopyor yang tidak normal, tidak mendukung pertumbuhan embrio menjadi kecambah dan tidak dapat menjadi bibit secara alami.

Buah dengan endosperm normal yang terdapat pada tandan yang sama dengan buah kopyor dapat dijadikan benih. Perbanyakan kelapa kopyor menggunakan buah normal dari pohon berbuah kopyor ini disebut perbanyakan kelapa kopyor secara alami atau konvensional. Dalam perkembangannya buah normal lebih lambat matangnya dibanding buah kopyor, sehingga pemanenan dilakukan terlebih dahulu terhadap buah kopyor. Jika dipanen bersamaan maka buah normal belum matang fisiologis.

Buah yang akan digunakan sebagai benih merupakan hasil seleksi. Seleksi benih untuk perbanyakan secara alami kelapa kopyor dimulai dari pemilihan pohon induk. Penentuan pohon induk kelapa kopyor dilakukan berdasarkan riwayat tanaman yang telah diamati kemampuannya menghasilkan buah kopyor. Untuk dijadikan sebagai sumber benih, tanaman harus diketahui menghasilkan buah kopyor secara terus menerus pada setiap tandannya. Pohon yang tidak stabil menghasilkan buah kopyor kurang baik dijadikan sebagai sumber benih. Selain itu, diamati juga persentase buah kopyor yang dihasilkan pada setiap tandan. Semakin tinggi persentase buah kopyor yang dihasilkan setiap tandan pohon kopyor, akan semakin baik dijadikan sebagai sumber benih. Pohon yang dijadikan sebagai pohon induk dibei tanda label seng pada batangnya (Gambar 2).

Gambar 2. Pohon Induk Kelapa (PIK) Kopyor

Tinggi rendahnya persentase buah kopyor yang dihasilkan setiap pohon kopyor berbeda untuk kelapa kopyor tipe Genjah dan kopyor tipe Dalam. Hal ini berhubungan dengan pola penyerbukan bunga masing-masing tipe. Kopyor tipe Dalam dengan pola penyerbukan silang memiliki prosentase buah kopyor lebih rendah dibandingkan dengan kopyor tipe Genjah. Pola penyerbukan kelapa disebabkan oleh berbeda atau bersamaannya waktu kematangan bunga betina dan bunga jantan dalam satu tandan yang sama. Pada kelapa Dalam, bunga jantan lebih dahulu matang, dan sebagian besar sudah rontok kemudian diikuti masa reseptif bunga betina, sehingga peluang untuk mendapatkan serbuk sari dari tandan bunga pohon lain di sekitarnya sangat besar. Hal ini menyebabkan peluang terjadinya penyerbukan silang lebih besar. Pada kelapa Genjah, waktu kematangan bunga betina dan bunga jantan dalam satu tandan terjadi secara bersamaan, sehingga peluang menyerbuk sendiri sangat besar. Dengan perbedaan pola tersebut, kelapa Dalam memiliki peluang terjadi penyerbukan silang sebesar 95%, sedangkan pada kelapa Genjah memiliki peluang terjadinya penyerbukan sendiri sebesar 95%.

c. Seleksi buah yang akan dijadikan benih dan bibit Kelapa Kopyor

Penanganan benih/bibit yang baik, akan menentukan keberhasilan pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa kopyor yang dikembangkan secara alami. Setelah diperoleh pohon induk kelapa kopyor sebagai sumber benih, dilakukan pemanenan buah untuk memperoleh benih (Gambar 3). Seleksi buah untuk benih didasarkan pada kriteria umur buah, dan kondisi fisik buah. Buah yang baik untuk benih adalah yang telah matang fisiologis, yaitu umur 11 bulan untuk kelapa kopyor tipe Genjah, dan 11- 12 bulan untuk kelapa kopyor tipe Dalam. Selain itu, secara fisik tidak keriput dan tidak ada serangan hama dan penyakit, serta memiliki air buah sebanyak 95%, yang berbunyi nyaring jika diguncang (Gambar 4). Benih yang telah dipanen bisa langsung dideder, atau dapat disimpan beberapa hari di tempat yang ternaungi sebelum dideder. Sabut pada tempat keluar kecambah (germpore) disayat, sehingga mudah menyerap air saat disiram. Panjang sayatan kira-kira 10 cm, lebar 7 cm, tebal 1 cm.

Pendederan benih kelapa kopyor alami dapat dilakukan seperti pendederan kelapa biasa/normal (Gambar 5). Benih dideder di pesemaian dengan bagian yang disayat di bagian atas pada posisi satu arah dan bagian yang disayat diarahkan ke sebelah Timur. Di pendederan, benih dideder dalam barisan dengan jarak benih dalam baris 5 cm dan antar baris cukup 15 cm. Seleksi kecambah didasarkan pada kecepatan dan keseragaman tumbuh benih (perkecambahan), bebas serangan hama dan penyakit. Kecambah yang baik adalah yang tumbuh hingga 4 bulan setelah benih dideder. Kecambah yang akan dipindah ke polibag adalah yang panjang tunasnya 3 – 5 cm (Anonim, 2006).

Benih yang telah berkecambah dapat dipertahankan terus di lokasi pendederan hingga umur 4 – 6 bulan ( sampai siap tanam), atau dapat juga dipindah di polibag. Jarak antar benih di pembibitan adalah 60 cm x 60 cm x 60 cm sistim segitiga.

Bibit siap tanam adalah bibit berumur 4 – 6 bulan setelah pedederaan (Gambar 6). Kriteria bibit yang baik adalah pangkal batangnya yang kekar dan bebas serangan hama dan penyakit. Bibit yang tumbuh kerdil tidak digunakan sebagai bahan tanaman. Tindakan pengendalian hama dan penyakit selama pendederan hingga pembibitan harus dilakukan untuk mendapatkan bibit yang baik dan bermutu. Hama penting seperti Oryctes rhinoceros, Plesispa reichei, dan Brontispa longissima, serta penyakit bercak daun mulai dari tahap pembibitan hingga tanaman dewasa dapat menjadi ancaman dalam bubidaya tanaman kelapa kopyor ini. Penanganan bibit selanjutnya sama dengan yang biasa dilakukan pada teknik budidaya kelapa biasa. Berikut ini uraian tentang kriteria dan standar mutu benih, kecambah, dan bibit kelapa kopyor.

Gambar 3. Seleksi buah untuk benih

Gambar 4. Seleksi benih kelapa kopyor alami.

Gambar 5. Pendederan benih kelapa kopyor alami.

Gambar 6. Bibit kelapa kopyor alami siap tanam.

Standar Mutu Benih, Kecambah, dan Bibit Kelapa Kopyor

I. Standar Mutu Benih Kelapa Kopyor

Kelapa Kopyor tipe Dalam

Mutu genetik :

a. Asal usul benih : Benih dipanen dari tanaman kelapa umur miminal 10 tahun dan telah diamati menghasilkan buah kelapa kopyor 5-10% (1-2 butir pertandan). Tanaman kelapa tersebut harus berada dalam populasi kelapa yang umumnya berbuah kopyor

b. Umur buah saat panen : 11 -12 bulan

c. Warna buah: 3/4 bagian coklat keabu-abuan

d. Keadaan air buah : 95% buah jika diguncang berbunyi nyaring

e. Berat buah : ≥ 1000 gram

f. Daya kecambah : 80% berkecambah 3 bulan setelah semai.

g. Lama penyimpanan : Maksimum 4 minggu, pada suhu kamar dengan sirkulasi baik.

Mutu fisik

a. Penampilan kulit buat : tidak keriput

b. Serangan hama dan penyakit : tidak ada

Kelapa Kopyor Tipe Genjah

Mutu genetik

a. Asal usul benih : Benih dipanen dari tanaman kelapa berumur minimal 10 tahun dan telah diamati menghasilkan buah kelapa kopyor 20- 50% pertandannya.

b. Umur buah saat panen: 11 bulan

c. Warna buah: 3/4 bagian coklat keabu-abuan

d. Keadaan air buah : 95% buah jika diguncang berbunyi nyaring

e. Berat buah : ≥ 500 gram

f. Daya kecambah : 80% berkecambah 3 bulan setelah semai

g. Lama penyimpanan : Maksimum 4 minggu, pada suhu kamar dengan sirkulasi baik

Mutu Fisik

a. Penampilan kulit buat : tidak keriput

b Serangan hama dan penyakit : tidak ada

II. Standar Mutu Kecambah Kelapa Kopyor

Kelapa kopyor tipe Dalam

a. Asal usul kecambah : Kecambah dari benih yang dipanen dari tanaman kelapa umur miminal 10 tahun dan telah diamati menghasilkan buah kelapa kopyor 5-10% (1-2 butir per tandan) dan memenuhi syarat mutu genetik dan fisik. Tanaman kelapa tersebut harus berada dalam populasi kelapa yang umumnya berbuah kopyor .

b. Panjang tunas : 3 – 5 cm

c. Umur berkecambah : <>

d. Serangan hama dan penyakit : tidak ada

Kelapa kopyor tipe Genjah

a. Asal usul kecambah : Kecambah dari benih yang dipanen dari tanaman kelapa yang telah diamati menghasilkan buah kelapa kopyor 20-50% per tandan dan memenuhi syarat mutu genetik dan fisik

b. Panjang tunas : 3 – 5 cm

c. Umur berkecambah : <>

d. Serangan hama dan penyakit : tidak ada

III. Standar Mutu Bibit Kelapa Kopyor

Kelapa kopyor tipe Dalam

a. Asal usul bibit : Bibit dari benih yang dipanen dari tanaman kelapa umur miminal 10 tahun dan telah diamati menghasilkan buah kelapa kopyor 5-10% (1-2 butir per tandan) dan memenuhi syarat mutu genetik dan fisik. Tanaman kelapa tersebut harus berada dalam populasi kelapa yang umumnya berbuah kopyor .

b. Umur bibit : 4 – 6 bulan setelah semai

c. Penampilan bibit: kekar

d. Serangan hama dan penyakit : tidak ada

Kelapa kopyor tipe Genjah

a. Asal usul bibit : Bibit berasal dari benih yang dipanen dari tanaman kelapa yang telah diamati menghasilkan buah kelapa kopyor 20-50% per tandan dan memenuhi syarat genetik dan fisik.

b. Umur bibit : 4 – 6 bulan setelah semai

c. Penampilan bibit : kekar

d. Serangan hama dan penyakit : tidak ada

Catatan : Benih, kecambah, ataupun bibit yang berasal dari buah pohon kelapa kopyor tipe Genjah akan memiliki peluang menghasilkan tanaman yang berbuah kopyor lebih tinggi dibandingkan dengan buah dari pohon kelapa kopyor tipe Dalam. Hal ini berkaitan dengan pola pembungaan kelapa Dalam yang menyerbuk silang, sedangkan pada kelapa tipe Genjah yang menyerbuk sendiri.

Keberhasilan mendapatkan tanaman kelapa kopyor dari perbanyakan secara alami ini sangat ditentukan oleh sumber benih dari pohon induk kelapa kopyor yang digunakan. Kelapa kopyor tipe Genjah memiliki peluang lebih besar mendapatkan turunan tanaman kelapa yang nantinya berbuah kopyor dibandingkan kopyor tipe Dalam. Hal ini berhubungan dengan pola penyerbukan masing-masing tipe kelapa tersebut.

Pada penanaman di lapang, untuk meningkatkan peluang terjadinya penyerbukan antar pohon kelapa kopyor, maka sangat dianjurkan untuk menanam kelapa kopyor dalam suatu populasi yang terpisah dari tanaman kelapa normal di sekitarnya. Semakin banyak tanaman kelapa kopyor dalam satu areal akan semakin meningkatkan perluang terbentuknya buah kopyor, karena terjadinya penyerbukan antar pohon kopyor. Jarak yang disarankan untuk isolasi populasi tanaman kopyor dari kelapa normal di sekitarnya adalah 400 m. Jika ada tanaman penyangga seperti tanaman bambu yang mampu menghindari kontaminasi dari sebuk sari tanaman kelapa lain, maka jarak tersebut bisa lebih dekat lagi (Maskromo dan Novarianto, 2006).

PENUTUP

Tanaman kelapa kopyor memiliki teknik perbanyakan yang berbeda dengan tanaman kelapa normal, karena sifat spesifik daging buahnya. Ketidaknormalan daging buahnya secara genetik diwariskan, sehingga dapat diperbanyak baik secara alami (konvensional) dan melalui teknik in vitro (non konvensional). Perbanyakan secara alami dapat menggunakan buah normal dari tandan buah yang diketahui menghasilkan buah kelapa kopyor. Seleksi buah untuk benih dan bibit kelapa kopyor alami, sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan dan kemampuan tanaman tersebut menghasilkan kelapa kopyor.

DAFTAR PUSTAKA

Akuba H.R., N. Mashud, dan Miftahorrachman, 2002, Identifikasi plasma nutfah kelapa potensial di Jawa Timur. Laporan Hasil Penelitian Balitka Manado. Belum dipublikasikan.

Anonim. 2006. Petunjuk teknis budidaya tanaman kelapa Dalam (Cocos nucifera, Linn). Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian Pengembangan Perkebunan. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain.

Asmah N. 1999. Analisis protein spesifik sebagai penanda sifat kopyor pada kelapa. Skripsi. Jurusan Kimia FPMIPA. IPB. Bogor.

Falconer DS. 1985. Intoduction to quantitative genetics. Longman. London and New York

Mahmud Z. 2000. Petunjuk teknis budidaya kelapa kopyor. Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Dirjen Perkebunan. Jakarta

Mashud N, Lumentut N, dan Masing V. 2004. Perbanyakan kelapa kenari dan kopyor melalui kultur embrio. Monograf Agronomi Kelapa. Badan Litbang Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Manado. Hal 16 – 23.

Maskromo I, 2005. Kemiripan genetik populasi kelapa berbuah kopyor berdasarkan karakter morfologi dan penanda DNA SSRs (Simple Sequence Repeats) [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Maskromo I dan H. Novarianto. 2007. Potensi genetik kelapa kopyor Genjah. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian.29 (1).

Mujer MV, DA. Ramirez, and M EMT. Mendoza. 1984. Coconut α-D-Galactosidase isoenzim: Isolation purification and characterization. Phytochemistry. 23 (6) 1251 – 1254.

Novarianto, H dan Miftahorrachman. 2000. Koleksi dan konservasi jenis-jenis kelapa unik. Makalah poster dalam Simposium Pengelolalan Plasma nutfah dan Pemuliaan Bandung 22-23 September. Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia.

Purwanto Djoko. 2003. Analisis permintaan kelapa kopyor di Kabupaten Pati, Propinsi Jawa Tengah. Tesis Program Studi Magister Manajemen Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta. Tidak dipublikasikan.

Santos G.A. 1999. Potensial use of clonal propagation in coconut improvement program. In Oropeza C, Verdiel JL, Ashburner GR, Cardena R, and Samantha JM. Editors. Current Advances in Coconut Biotechnology. Curret Plant Science and Biotechnology in Agriculture Kluwer Academic Publisher London. Hlm 419 – 430.

Samonthe L.J, EMT. Mendoza, LL. Ilag, ND. De La Cruz and DA. Ramirez. 1989. Galactomannan degrading enzym in maturing normal and makapuno and germinating normal coconut endosperm. Phytochemistry. 28 (9) 2269-2273

Toruan N.M, G. Ginting. 1998. Analisis Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) pada tanaman kelapa kopyor. Prosiding Konperensi Nasional Kelapa IV, Bandar Lampung 21- 23 April 1998. Puslitbangtri. Badan Litbang Kehutanan dan Perkebunan.

Minggu, 23 Januari 2011

Air Kelapa, Limbah Penuh Khasiat

Air Kelapa, Limbah Penuh Khasiat

Gizi.net - Air kelapa kerap diasumsikan sebagai limbah. Padahal, ia memiliki khasiat dan nilai gizi yang dahsyat. Contohnya, selain bisa menyegarkan di kala dahaga, air kelapa juga bisa dibuat sebagai nata de coco dan kecap.

Bagi masyarakat Indonesia, nata de coco masih terbilang baru. Namun, banyak orang menggemari minuman ini. Sebab, nata de coco dapat dikonsumsi sebagai minuman segar. Nata de coco dikonsumsi sebagai campuran koktail, es buah, maupun pengganti kolang-kaling.

Selain digunakan untuk nata de coco, air kelapa juga dimanfaatkan dalam pembuatan kecap. Dengan mencampur air kelapa, kedelai, gula merah, bawang putih, kemiri, daun salam, lengkuas, kluwak, serta natrium benzoat, kecap bisa didapat. Yang tak kalah menarik, air kelapa juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional dan kecantikan.

Sebenarnya air kelapa kaya gizi. Tidak hanya unsur makro, tetapi juga unsur mikro. Unsur makro yang terdapat pada air kelapa adalah karbon dan nitrogen. Unsur karbon dalam air kelapa berupa karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, sorbitol, inositol, dan lain-lain. Unsur nitrogen berupa protein, tersusun dari asam amino, seperti alin, arginin, alanin, sistin, dan serin. Sebagai gambaran, kadar asam amino air kelapa lebih tinggi ketimbang asam amino dalam susu sapi.

Selain karbohidrat dan protein, air kelapa juga mengandung unsur mikro berupa mineral yang dibutuhkan tubuh. Mineral tersebut di antaranya Kalium (K), natirum (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P), dan sulfur (S).

Jika diteliti lagi, dalam air kelapa juga terdapat berbagai vitamin. Sebut saja vitamin C, asam nikotinat, asam pantotenat, asam folat, biotin, riboflavin, dan sebagainya. Jadi jelaslah bahwa air kelapa mengandung unsur makro dan mikro yang cukup lengkap.

Ramuan untuk Pengobatan

Air kelapa muda selain enak diminum dalam kondisi segar juga memiliki khasiat sebagai obat berbagai jenis penyakit.

Gatal dan eksim

Sediakan satu genggam beras. Rendam dalam air kelapa muda yang masih berada dalam tempurung selama 5-7 jam hingga beras terasa asam. Setelah itu giling hingga menjadi bubur halus (tepung). Kemudian oleskan bahan tersebut pada bagian tubuh yang terkena gatal, eksim, luka, atau telapak kaki pecah. Lakukan setiap hari selama 3-4 hari.

Luka bakar

Sediakan sejumput bubuk kunyit dan air kapur sirih. Campur dengan air kelapa. Oleskan pada bagian yang terkena luka bakar, misalnya pada telapak tangan atau telapak kaki. Rasa panas pun akan cepat hilang.

Demam berdarah

Minum air kelapa mudah hijau yang dicampur dengan air perasan jeruk nipis secara teratur.

Cacingan pada anak

Berikan air kelapa muda yang diberi sedikit sari jeruk sitrun kepada anak yang mengalami gangguan cacingan.

Disentri

Penderita disentri biasanya akan merasa penat di kaki, demam tinggi, tinja berlendir dan bercampur darah, sering buang air, urine berwarna gelap. Untuk menjernihkan urine, minumlah air kelapa hijau. Bila urine sudah normal, hentikan minum air kelapa tersebut. @

Air Kelapa untuk Kecantikan

Menghilangkan jerawat

Siapkan satu gelas air kelapa campur dengan 25 gram pasta kunyit, biarkan semalam. Keesokan harinya, tambahkan ke dalam ramuan tersebut tiga sendok teh bubuk cendana merah. Aduk sampai merata. Simpan selama tiga hari. Setelah itu, saring ramuan dengan menggunakan kain kasa. Simpan air perasan dalam botol. Oleskan ramuan tersebut pada wajah yang berjerawat, dua kali sehari sampai jerawat lenyap.

Mencegah kerutan di wajah

Untuk menghindari kerutan di wajah yang datang lebih dini, basuhlah wajah dengan air kelapa, sesering Anda suka.

Mencegah uban

Air kelapa hijau dicampur dengan satu sendok teh garam. Gunakan untuk mencuci rambut guna mencegah tumbuhnya uban.

Meningkatkan gairah seksual

Campur air kelapa dengan sedikit madu, lalu minum. Ramuan ini mampu merangsang pusat-pusat seksual tubuh.

Membuat suara merdu

Minum air kelapa muda yang telah diembunkan selama satu malam.

@ Ir. Hieronymus Budi Santoso, Pemerhati agribisnis dan gizi

Sumber : http://www.kompas.com (Kompas Cyber Media); SENIOR, Jumat, 17 Oktober 2003