....Selamat untuk anakku Alifia Qurata Ayun wisuda Sarjana Farmasi.....

Selasa, 06 Oktober 2009

INDONESIAN PALM SUGAR IN CORPORATED (IPSIC)

INDONESIAN PALM SUGAR IN CORPORATED (IPSIC)

Oleh : Dian Kusumanto


Pendahuluan

Indonesian Palm Sugar In Corporated (IPSIC) adalah suatu wadah bersama tempat memperjuangkan majunya industri gula palem Indonesia ke pentas dunia. Perajin-perajn gula yang didukung oleh para investor dalam permodalannya dan yang akan dibimbing secara sinergis oleh manajemen pengelolaan yang didukung oleh teknologi, sistem peralatan dan kemitraan yang memiliki nilai tambah yang mengagumkan.

IPSIC secara idealisme akan berjuang menjadikan gula rakyat Indonesia bermartabat di tengah-tengah trend pasar gula dunia yang akan mengarah kepada produk yang aman, bagus untuk kesehatan dan tidak tercemar oleh racun-racun kimia di dalam proses produksinya. Trend produk yang pure organik dari hulu (cara budidayanya) sampai hilir (pengolahan dan kemasannya) akan menjadi branding yang kuat dimasa yang akan datang.

Latar Belakang
- Industri gula rakyat masih tradisional dan belum berkembang.
- Produk gula rakyat bermutu rendah, dihargai murah dan belum mampu bersaing di pasar global.
- Bahan bakar semakin langka dan cenderung merusak lingkungan, proses pengolahan tekesan boros bahan bakar, dan penggunaan tenaga yang tidak efisien (terlalu banyak).
- Gula Palem (Palma) memiliki nilai gizi paling unggul untuk kenikmatan dan aspek kesehatan manusia. Lebih unggul dibandingkan gula dari non Palma seperti dari Tebu, pohon Maple, Jagung, Singkong, tanaman Bit, dll.
- Perajin gula rakyat masih susah dan sengsara, belum sejahtera meskipun volume kerja merka sangat tinggi, nilai hasil kerja dan hasil jerih payah mereka belum sebanding dengan resiko dan beban kerjanya.

Tujuan
- Melakukan perbaikan sistem usaha gula rakyat yang memadukan antara teknologi, pemberdayaan masyarakat, peningkatan kesejahteraan dan jaminan sosial ekonomi para pelaku usaha.
- Penciptaan pemberdayaan dengan pola kemitraan yang adil dan saling menguntungkan.
- Menciptakan produk-produk gula rakyat Indonesia yang bermutu tinggi, berdaya saing tinggi, bercitra tinggi, bergengsi, sebagai produk yang bermartabat di pasar global.

Pola Kemitraan

Ada 3 pihak yang akan terlibat dalam kemitraan yang bertajuk Indonesian Palm Sugar In Corporated (IPSIC), yaitu :
1. Para Perajin Gula
2. Para Investor
3. Pengelola IPSIC.

Pembagian peran dalam kemitraan ini adalah digambarkan dalam diagram sebagai berkut :




PROSPEK BISNIS

Asumsi skala usaha :
60 ton gula merah per bulan > 720 ton per tahun atau 2 ton per hari.

Nilai investasi alat unit pengolahan dan sistem IPSIC :
- Alat Rp 1,6 M
- Operasonal Rp 0,4 M
Jumlah Rp 2,0 M


Stake Holder :

- Investor : nilai saham Rp 100.000 per saham
Jumlah saham : 20.000 lembar saham

- Perajin Gula Jika diasumsikan setiap perajin mampu menghasilkan nira dengan konversi ke Gula = 40 kg per hari, maka untuk mencapai produksi 2.000 kg/hari diperlukan 50 orang perajin.


Proyeksi Usaha

- Cara Tradisional :
Produksi 2 ton/hari x Rp 5.000/kg = Rp 10 juta/hari

- Cara Modern (dengan perbaikan teknologi, peningkatan mutu yang standard ekspor, dengan pengemasan yang baik dan menarik serta menurunnya biaya produksi dan pengolahan , adanya tambahan produk sampingan, maka proyeksinya sebagai berikut :
a. Produksi 2 ton/hari x Rp 13.000/kg = Rp 26 juta/hari
Dan nilai tambah yang berasal dari :
b. Penghematan Bahan Bakar : 50 % dari 40 ton = 20 ton =(5 truk) @ Rp 400.000 = Rp 2 juta / hari
c. Produk Arang : 25% x 20 ton /hari = 5 ton Arang, jika
@ Rp 1000/kg maka = Rp 5 juta/hari
d. Asap Cair : 25% x 20 ton /hari = 5 ton Asap Cair / hari, jika @ Rp 5.000/kg, maka = Rp 25 juta/hari

Dengan hitungan yang (a) saja sudah bisa memberikan nilai tambah 2,6 kali lipat atau 260 %. Kalau nilai tambah dari point (b), (c) dan (d) dihitung yaitu nilai tambahnya Rp 32 juta/ hari, maka jumlah (a) sampai (d) = Rp 58 juta/hari atau 5,8 kali lipatnya.

Jika diasumsikan ada peningkatan sekitar 250 % atau 2,5 kali lipat saja, maka ada niali tambah sebesar 150 % atau 1,5 kali lipat.


Perhitungan nilai tambah bulanan dan tahunan

- Tradisional : Rp 10 juta/hari---Rp 300 juta/bulan-----Rp 3,6 M/tahun
- IPSIC : Rp 25 juta/hari---Rp 750 juta/bulan-----Rp 9 M/tahun

Ada nilai tambah ................. Rp 450 juta/bulan-----Rp 5,4 M/tahun


Pembagian Nilai Tambah kepada para Stake Holder dan Program Pengembangan dengan proporsi pembagian SHU (sisa hasil usaha) atau nilai tambah sebagai berikut :


Sasaran Nilai Tambah



Jika yang dipilih adalah proporsi Pro Future 3, yaitu masing-masing 25 %, maka perhitungan nilai tambah yang akan diperoleh oleh masing-masing sasaran adalah sebagai berikut :

25 % dari Nilai Tambah : 25 % x Rp 450 juta/bulan = Rp 112,5 juta/ bulan
= Rp 1,325 M/tahun

SASARAN NILAI TAMBAH DENGAN PROPORSI PRO FUTURE 3

Sasaran Nilai Tambah




PROSPEK PENGEMBANGAN

Pada skema IPSIC ini adalah 25 % nilai tambah diarahkan untuk beberapa jenis pengembangan, antara lain :

1. Riset
2. Pengembangan kapasitas produksi
3. Jaminan kesejahteraan sosial
4. Sosial corporate responsiblity (SCR)

Untuk tahap awal diarahkan kepada :

1. Para perajin
2. Pengembangan perajin di luar sistem
3. Riset pasar yang lebih luas : Pasar ekspor dan produk yang very excelent
4. Branding development dari gula merah organik.untuk meraih seluruh perajin gula merah (rakyat) di tanah air untuk bergabung.

Dengan demikian pembangunan jaringan dari semua yang terlibat ini akan semakin kuat, sehat dan sangat diperhitungkan dunia.
IPSIC bisa menjadi semacam jaringan MLM dalam pemasaran produknya, atau menggunakan sistem frenchise dalam pengembangan bisnisnya.

Pola Pengembangan Cabang-cabang di seluruh wilayah Indonesia tentu akan cepat sekali berkembang. Pengembangan ini harus terus dikontrol, antara lain dengan cara :
a. Patent Teknologi pengolahannya
b. Sertifikasi produk dengan Branding yang kuat
c. Penguasaan jaring pemasaran yang terjaga
d. Sistem komunikasi dan pembinaan jaringan yang menciptakan kondisi anggota semakin setia dan ikut menjaga bisnis ini.

Adapun indikator atau ukuran dalam menentukan perlunya dibuka cabang atau perwakilan adalah sebagai berikut :
a. Volume / kapasitas produksi
b. Jumlah perajin yang terlibat
c. Wilayah yang eksklusif.
d. Jagkauan handlingnya
e. Adanya rekomendasi dari mitra


MANAJEMEN PENGELOLAAN USAHA

Unit Produksi :
- Proses pengumpulan nira
- Sistem perlakuan nira pretreatment & Storage
- Sistem penyiapan bahan bakar
- Sistem pengolahan bahan bakar
- Sistem pengolahan nira menjadi gula
- Sistem pengemasan dan penggudangan
- Sistem pemeliharaan peralatan
- Sistem pengelolaan produk samping : arang dan asap cair

Unit Pemasaran dan Pengembangan Pasar.
- Riset pasar dan promosi
- Sistem tranfortasi dan delivery/ order (do)
- Sistem penggudangan
- Sistem keagenan dan out let
- Direct Selling dan Canvassing
- On line marketing

Unit SDM, Administrasi dan keuangan
- Sistem data dan laporan
- Humas dan Korespondasi
- Kesejahteraan
- Sosial malfore
- Finansial
- Pemeliharaan perajin (baru dan lama)


RENCANA TAHAP PENGEMBANGAN/ REPLIKASI USAHA

A. Tahap Pemantaban : Bulan 1 s/d ke 6

B. Tahap Pengembangan I - Jatim
I. Bulan ke 7 s/d 12 – 120 ton/ bulan
II Bulan ke 13 s/d 18 – 180 ton/ bulan
III. Bulan ke 19 s/d 24 – 240 ton/ bulan

C. Tahap Pengembangan Lanjutan
I. Pembukaan Kebun Baru
– Perkebunan/ Estate

II. Pembukaan Pruduk Baru
- Industri pengolahan

III. Pembukaan Jenis Usaha Baru
– Devisi alat/ Mesin

IV. Pembukaan Wilayah-wilayah Baru
– NTT/ NTB
- Sulawesi
- Jawa Tengah/ Jawa Barat
- Kalimantan

Indonesia Palm Sugar In corporation
- PT. IPSIC
- PT. IPSIC Tbk.

Proyeksi Pengembangan Usaha terhadap Nilai Tambah, Jumlah Nira yang diperlukan, Kapasitas Alat Pengolahan dan Produk Gula yag dihasilkan.